Rabu, 25 Juli 2012

Koprek..! Tradisi Unik di Bulan Ramadhan :)

Berbicara soal indahnya Ramadhan, saya sering teringat ketika dulu waktu masih dikampung, salah satu desa dekat gunung Ciremai Kuningan Jawa Barat, tepatnya Desa Rajadanu. Dulu ketika usia saya masih belasan, #hmmm berasa tua ni kayaknya haha... kami punya tradisi yang unik untuk membangunkan orang sahur. Satu atau Dua Minggu sebelum Ramadhan tiba, anak-anak yang berusia belasan sudah mulai sibuk untuk membentuk group-group yang nantinya setiap malam mereka akan berkeliling Desa untuk membangunkan orang sahur, kami menyebutnya dengan istilah “KOPREK”.

Dalam kegiatan koprek tersebut kami memakai salah satu alat yang di Desa kami sendiri disebut “Kokol” yaitu alat yang terbuat dari bambu yang diberi lubang sedikit panjang di tengah-tengahnya dan ditabuh menggunakan kayu kecil. Kokol tersebut dipadukan  dengan semacam gendang tradisional atau kalau tidak punya ya diganti dengan jeligen besar yang sering digunakan orang untuk wadah minyak itu lohh, yang penting suaranya mirip gendang hehehe... kombinasi antara kokol dan jeligen menghasilkan nada yang cukup asyik untuk dikombinasikan dengan lagu dangdut, makanya sambil berkeliling biasanya kami bernyanyi sepanjang jalan.

Rabu, 18 Juli 2012

Kebudayaan Asli Kuningan "{Awas,, Jangan Curi Budaya Kami...!!!}"



Budaya merupakan aspek penting yang menunjukkan jati diri dan identitas suatu bangsa. Oleh karena itu, pemeliharaan atas kebudayaan yang ada pada sebuah negara merupakan keharusan bagi setiap warga negara tersebut. Begitupun kita sebagai warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan aneka ragam budaya yang begitu luar biasa. Saking banyaknya budaya yang dimiliki oleh negara Indonesia dibandingkan dengan negara lain, dan lemahnya pemerintah melalui instansi terkait dalam mengorganisir budaya yang ada, membuat kekayaan kekayaan budaya Indonesia itu sendiri menjadi rentan untuk diakui atau di klaim oleh negara lain. Hal ini tentunya sungguh sangat disayangkan. 

Tugas untuk menjaga dan memelihara budaya sudah barang tentu bukan hanya tugas pemerintah melalui instansi terkaitnya saja, tetapi itu semua merupakan tugas kita bersama sebagai warga negara Indonesia yang baik. Ada atau tidak negara lain yang mengklaim kebudayaan kita seharusnya kita tetap aware dan care untuk memperhatikan bahkan kalau bisa berusaha untuk mendalami berbagai kebudayaan kita yang ada. 

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa di negara kita tercinta ini banyak sekali berbagai bentuk kebudayaan dan tradisi, baik yang berbentuk alat musik, cerita rakyat, makanan dan minuman, motif kain, musik dan lagu, naskah kuno dan prasasti, ornamen, pakaian tradisional, permainan tradisional, produk arsitektur, ritual, seni pertunjukan, senjata dan alat perang, tarian, tata cara pengobatan dan pemeliharaan kesehatan serta berbagai macam kebudayaan lainnya. 

Secara pribadi tentunya saya tidak mungkin bisa untuk menyebutkan satu persatu dari setiap kebudayaan yang ada di berbagai penjuru nusantara yang dimiliki oleh negara kita Indonesia tercinta ini. Namun pada kesempatan yang berbahagia ini, sebagai wujud kecintaan saya terhadap tanah kelahiran saya yaitu Kuningan Jawa Barat, maka saya akan sedikit memaparkan tentang kebudayaan-kebudayaan asli dari daerah tersebut. 


KEBUDAYAAN ASLI DAERAH KUNINGAN
 
Kuningan merupakan salah satu kabupaten yang ada di provinsi Jawa Barat bertetanggaan dengan Kabupaten Cirebon. Kabupaten Kuningan terletak persis di sekitar kaki gunung Ciremai yang merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat, dengan ketinggian kurang lebih 3078 M di atas permukaan laut. Sebagai kabupaten yang terletak di bawah kaki gunung, Kuningan tentunya memiliki suasana udara yang cukup sejuk dikelilingi oleh pemandangan indah dengan hamparan pesawahan yang terletak di mana-mana. Sebagaimana daerah lainnya, Kuningan juga tentu memiliki budaya-budaya asli daerahnya dengan bentuk yang berbeda-beda, seperti berikut ini: 

 
Upacara Seren Taun
 
Seren Taun merupakan kata dalam Bahasa Sunda yaitu seren yang artinya serah, seserahan, atau menyerahkan, dan taun yang berarti tahun. Jadi Seren Taun bermakna serah terima tahun yang lalu ke tahun yang akan datang sebagai penggantinya. Dalam konteks kehidupan tradisi masyarakat Sunda, seren tahun merupakan wahana untuk bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala hasil pertanian yang dilaksanakan pada tahun ini, seraya berharap hasil pertanian mereka akan meningkat pada tahun yang akan datang. 

Di Kuningan upacara ini biasanya dilakukan oleh penduduk Desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan, namun berdasarkan sebuah sumber ternyata upacara ini tidak hanya dilakukan di desa tersebut saja melainkan juga dilakukan di Desa Ciptagelar, Cisolok Kabupaten Sukabumi, selain itu juga dilakukan di Desa Pasir Eurih Bogor, Desa Kenekes Lebak Banten, dan juga Kampung Naga Tasikmalaya.

 
Tari Buyung
 
Tari buyung merupakan tarian khas masyarakat Cigugur Kabupaten Kuningan. Tari buyung ini memiliki keterkaitan erat dengan upacara seren taun yang telah saya kemukakan di atas, hal ini karena tarian ini merupakan terian utama dalam upacara seren taun di Desa Cigugur Kuningan Jawa Barat. Tarian ini menceritakan tentang gadis-gadis desa Cigugur yang sedang mengambil air ke sungai.


Upacara/Tari Cingcowong
 
Cingcowong pada zaman dulu merupakan salah satu upacara ritual untuk meminta hujan. Upacara ini dilakukan pada saat musim kemarau panjang + 3 bulan. Tradisi awal Cingcowong atau upacara ritual ini dipercayai oleh masyarakat khususnya Kecamatan Luragung Kabupaten Kuningan, setiap datang kemarau upacara ritual Cingcowong selalu dilaksanakan agar lahan pertanian mereka terhindar dari kemarau dan segera turun hujan. 

Saat ini, untuk melestarikan seni cingcowong Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan mencoba membuat satu tarian Cingcowong dan tarian ini merupakan salah satu usaha agar tidak menjadi punah. Pada pertunjukannya yaitu cingcowong tidak lagi sebagai seni ritual tetapi sudah dikembangkan dan diangkat menjadi seni pertunjukan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Sampai sekarang seni tari Cingcowong berkembang dan sering ditampilkan pada acara-acara seremonial baik kebutuhan menyambut tamu pemerintah dan acara hiburan lainnya.
  

Perguruan Silat Bima Suci
 
Bima Suci merupakan kepanjangan dari Bina Manusia Sukses Cita-cita. Perguruan silat Bima Suci pada awalnya merupakan sebuah perguruan silat yang bernama Perguruan Pencak Sinar Ciremai, yang didirikan oleh Alm. Bapak Madsaleh sejak tahun 1932. Perguruan Silat Bima Suci sendiri mulai diresmikan dan berdiri pada tanggal 15 Januari 1973. PS Bima Suci didirikan dan diresmikan serta dikembangkan oleh muridnya Alm. Bapak Madsaleh yang bernama Rudianto, BA yang merupakan salah seorang pengajar di SMAN 3 Kuningan pada masa tersebut. 

Berkat kegigihan para anggota PS Bima Suci dan atlit-atlitnya untuk mengembangkan silat tersebut, akhirnya PS Bima Suci bisa berdiri kokoh dan menyabar di Kabupaten Kuningan. Saat ini PS Bima Suci bahkan sudah menjadi salah satu Perguruan Silat ternama di Indonesia bahkan sudah berkembang hingga ke berbagai negara di Asia Tenggara.
  

Batik Paseban
 
Indonesia sangat kaya dengan berbagai jenis motif batik yang berasal dari berbagai daerahnya. Salah satu jenis batik yang terkenal dan berasal dari daerah Kuningan yaitu batik Paseban. Batik ini secara umum berasal dari daerah Cigugur Kuningan. 

Kehadiran Batik Paseban Cigugur merupakan satu fenomena menarik untuk dikaji. Batik Paseban Cigugur telah dirancang dalam enam tahun terakhir ini di sebuah pusat pengembangan budaya Cagar Budaya Nasional Gedung Paseban Tri Panca Tunggal Cigugur. Konsep batik Paseban Cigugur diambil dari sebagian relief dan seni ukir khas yang terdapat di Paseban Tri Panca Tunggal yang juga merupakan seni relief dan ukir klasik yang sarat dengan nilai filosofi. Batik paseban sendiri dalam pengembangannya memiliki beberapa motif yaitu: Sekar Galuh, Oyod Mingmang, Mayang Segara, Adu Manis, Rereng Pwah Aci, Geger Suten dan Rereng Kujang. Setiap motif batik tersebut memiliki makna sesuai dengan filosofinya masing-masing.
  

Situs Musium Taman Purbakala Cipari
 
Taman Purbakala Cipari tepatnya berada di Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Kawasan ini merupakan kawasan situs peninggalan jaman purbakala yang ada di daerah Kuningan. Selain Cipari, setidaknya ada paling sedikit delapan tempat di sekitar kaki Gunung Ciremai yang terdapat peninggalan bercorak Megalitik, Klasik, Hindu-Buddha, dan kolonial Belanda. 



Ditaman Purbakala Cipari ini ditemukan berbagai jenis peninggalan purbakala seperti Artefak-artefak, yakni peti kubur batu, gelang batu, beliung persegi, kapak perunggu, dan manik-manik ditemukan pada beberapa kali penggalian. Berdasar temuan itulah situs ini diduga berasal dari masa perundagian (paleometalik atau perunggu-besi) yang masih melanjutkan tradisi megalitik, sekitar tahun 1.000 – 500 SM. Saat itu masyarakat sudah mengenal cocok tanam dan organisasi yang baik. 

Untuk menampung hasil penemuan dalam berbagai penggalian di kawasan tersebut dibangunlah Situs Musium Taman Purbakala Cipari pada tanggal 23 Februari 1978. Musium ini diresmikan oleh menteri pendidikan dan kebudayaan pada saat itu, yaitu Prof. Dr. Syarif Thayeb.
 

Gedung Sejarah Perundingan Linggarjati
 
Gedung Perundingan Linggarjati merupakan sebuah bangunan tua yang didirikan pada tahun 1930 oleh seorang kerkebangsaan Belanda bernama Van Oostdom yang awalnya hanya berfungsi sebagai hotel atau tempat penginapan. Fungsi tersebut berlangsung hingga masa kemerdekaan RI, dan gedung ini menjadi bagian dari sejarah Kemerdekaan Republik Indonesia, karena pada tanggal 11 s/d 15 Nopember 1946, gedung ini dipergunakan sebagai tempat perundingan antara pemerintah Indonesia dengan Belanda.

Perundingan tersebut dari pihak Belanda diwakili oleh dr. Van Boer sedangkan dari pihak Indonesia diwakili oleh Pm. Sutan Syahrir dengan anggota a.l. Gani Susanto Tirtodiprojo dan Mr. Mohamad Roem. Sebagai penengah perundingan tersebut adalah dari Kerajaan Inggris yang diwakili oleh Lord Killearn. Dari perundingan tersebut menghasilkan naskah perjanjian Linggarjati yang terdiri dari 17 pasal, selanjutnya ditanda tangani secara sah oleh kedua negara pada tanggal 25 Maret 1947. 

Secara pribadi saya pernah berkunjung dan masuk ke dalam gedung perundingan tersebut ketika saya masih sekolah di Madrasah Tsanawiyah. Di dalam gedung perundingan tersebut hingga saat ini masih tertata dengan rapi miniatur-miniatur para tokoh yang sedang melakukan perundingan di jamannya. Di taman yang ada di sekitar gedung perundingan juga dibangun sebuah prasasti yang berisi tentang hasil dari perundingan tersebut.


==========================@@@============================
Itulah sekilas tentang beberapa jenis kebudayaan asli dari daerah Kuningan Jawa Barat sebagai tanah kelahiran saya. Meskipun saat ini saya sedang merantau, saya sangat bangga dengan berbagai jenis budaya yang dimiliki oleh Kuningan pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Oleh karena itu, buat anda...! wahai negara-negara yang sering mengaku-ngaku dan mengklaim budaya kami, camkan baik-baik bahwa Budaya kami tidak untuk dicuri, tidak untuk diperjual belikan, dan tidak untuk di akui atau di klaim oleh negara manapun...!!!.

Wokehh..., sementara ini itu saja dulu yang dapat saya sampaikan, semoga Campaign Project Blogger Shout Out kali ini benar-benar akan menjadikan wahana memperkaya pengetahuan tentang budaya daerah yang ada di berbagai pelosok Indonesia, dan menjadi wahana untuk menyuarakan kecaman kita terhadap negara-negara yang suka mengklaim kebudayaan negara kita tercinta INDONESIA.


Shout Our Thoughts and Make a Better Indonesia...!!

===========================@@@========================== 

Sumber kebudayaan upacara Seren Taun dari Sini dan Sini
Sumber kebudayaan Tari Buyung dari Sini
Sumber kebudayaan Upacara/Tari Cingcowong dari Sini
Sumber kebudayaan Perguruan Silat Bima Suci dari Sini
Sumber kebudayaan Batik Paseban dari Sini
Sumber kebudayaan Situs Musium Taman Purbakala Cipari dari Sini
Sumber kebudayaan Gedung Perundingan Linggar Jati dari Sini dan Sini

Selasa, 17 Juli 2012

Do’aku Menjelang Ramadhan

Tidak terasa 3 hari lagi kita akan sampai di bulan yang penuh berkah dan Rahmat, yaitu bulan suci Ramadhan. Tentunya ada banyak pengharapan di bulan yang penuh Rahmat ini bagi segenap umat Muslim yang melaksanakan ibadahnya. Begitupun juga dengan saya, ada banyak pengharapan terkait dengan hal-hal besar yang InsyaAllah akan saya hadapi setelah Ramadhan ini. Terlepas dari terkabul atau tidaknya pengharapan dan doa-doa yang kita panjatkan di Bulan Ramadhan nanti, kita harus tetap optimis, dan sebagai hamba yang lemah ini memang sepatunya untuk memanjatkan do’a dan berusaha memantaskan diri atas do’a yang kita panjatkan tersebut.

Setelah Ramadhan nanti, ada beberapa hal besar yang InsyaAllah akan menghampiri saya, dan mungkin ini akan menjadi salah satu titik balik dalam kehidupan saya, mudah-mudahan menuju arah yang lebih baik. Beberapa hal besar yang saya maksud tersebut adalah : Menghadapi kelahiran anak pertama kami yang diperkirakan oleh dokter akan lahir di awal bulan Nopember mendatang. Dan yang selanjutnya adalah terkait dengan beberapa usaha (niaga) yang akan saya coba lakukan dan kembangkan setelah lebaran nanti.

Jumat, 13 Juli 2012

Indahnya Ramadhan

Indahnya Ramadhan. Alhamdulillah,, kata yang pantas kita ucapkan ditengah-tengah hiruk-pikuk arus duniawi yang seolah tiada henti, yang sering membuat kita lupa akan merambatnya kisaran waktu, dan tak jarang pula membuat kita lupa akan hakikat diri sebagai seorang manusia yang diciptakan oleh Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT. Saat ini, tidak lebih dari 7 hari lagi kita akan menginjak pada bulan Ramadhan yang amat mulia. Bagi segenap umat Islam tentunya ini merupakan hal yang patut disyukuri, karena  InsyaAllah kita akan bisa bertemu lagi dengan bulan yang amat dirahmati Allah SWT.

Bulan puasa ini benar-benar merupakan bulan yang memberikan Berkah dan Rahmat. Suasana kebahagiaan Romadhon tidak hanya dirasakan oleh umat Muslim saja tapi juga dirasakan oleh berbagai kalangan dari umat agama lainnya. Berbagai hal luar biasa sering kali terjadi dibulan yang penuh berkah ini. Diantara berbagai hal-hal yang sering kali hanya terjadi di bulan Romadhon adalah:

Minggu, 01 Juli 2012

Kognitif vs Afektif

Temen-temen sekalian, ada banyak hal yang sering saya amati dalam berbagai dimensi ruang kehidupan kita,  sebagai bahan untuk sekedar merenung atau hanya sebagai ke-isengan belaka. Diantara sekian banyak hal-hal yang kita lihat, kita dengar dan kita rasakan, tentunya sering kali mengundang kita untuk beropini dan berprasangka meskipun pada kenyataannya itu semua mungkin jauh dari kenyataan yang sebenarnya atau bahkan sebaliknya. #garuk-garuk kepala...

Hal yang sering saya perhatikan dari orang-orang yang ada di sekeliling saya, baik itu teman sepergaulan atau teman semasa kuliah dulu adalah kesejajaran antara nilai kognitif dengan nilai afektif. Nahh loh..:),,, temen-temen tentunya pada tahu apa yang dimaksud kognitif dan afektif, yuppp kalau kognitif itu adalah nilai kecerdasan kita untuk berpikir, sedangkan afektif itu adalah nilai kecerdasan kita untuk bertingkah-laku di tengah-tengah masyarakat, singkatnya adalah kecerdasan otak versus sikap yang pada dasarnya haruslah mendapat porsi yang seimbang.