Galau berdasarkan bahasa tubuh dapat diartikan sebagai wujud
ekspresi labil dari seseorang, sedangkan menurut istilah yang tidak ada dalam
kamus manapun galau diartikan sebagai sebuah kondisi kebimbangan jiwa yang
sering melanda hampir sebagian besar kaum muda-mudi di abad ke 21 ini. Sebenarnya
sejak zaman Fir’aun pake kolor, bahasa galau ini sudah ada hanya istilah
penyebutannya saja yang berbeda-beda.
Sebagaimana judul yang saya tulis di atas (Lagi Galau...? Ke Laut Ajee...!!), yang saya maksud di sana bukan berarti saya “mencerca”
bahwa kita tidak boleh galau, karena pada dasarnya setiap manusia pernah dan
wajar untuk mengalaminya, sesuai dengan arus kehidupan yang tidak pernah statis. Adapun maksud saya adalah “jika
anda sedang galau, maka kelaut mungkin bisa menjadi salah satu jalan untuk
melepas kegalauan tersebut...
#ngawur gak jelas... :P